Jumat, 14 Desember 2018

ILMU SOSIAL DASAR Tugas 3


ILMU SOSIAL DASAR


Tugas 3 Ilmu Sosial Dasar

Nama : Yudha Afuwwu Mulyono
Kelas/npm : 5KA44 / 1B117176

1. Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi merupakan faktor terbesar penyebab munculnya masalah sosial di masyarakat. Faktor ini biasa dikaitkan dengan pendapatan individu yang dapat mengacu pada kesenjangan sosial dalam masyarakat. Ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan pokok seperti kebutuhan pangan, sandang, papan, maupun pendidikan dapat mendorong munculnya masalah sosial dalam lingkungannya. Faktor ekonomi penyebab munculnya masalah sosial dalam masyarakat bisa meliputi kemiskinan, pengangguran, pertumbuhan angka penduduk, dan lain sebagainya. Dalam hal ini biasanya pemerintah lah yang harus bertanggung jawab, karena pemerintah dianggap gagal dalam menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat untuk menopang pertumbuhan ekonomi dan mencegah terjadinya kesenjangan sosial.
Hal tersebut diatas juga berpeluang besar dalam menimbulkan tindak kriminalitas dalam masyarakat. Ketidakmampuan atau kekurangan ekonomi dapat dimanfaatkan oleh anggota masyarakat sebagai pembenaran dalam melakukan tindak kriminalitas. Ditambah lagi dengan terjadinya krisis global dan maraknya PHK oleh banyak perusahaan maupun pabrik dimana-mana juga memicu terjadinya tindak kriminalitas. Hal ini disebabkan karena anggota masyarakat sulit untuk mencari pekerjaan pengganti untuk membangun kehidupan yang layak. Faktor ekonomi juga dapat dijadikan sebagai landasan atau acuan maju atau tidaknya suatu negara. Selain itu faktor ini juga dapat mempengaruhi masalah sosial yang disebabkan oleh aspek psikologis dan biologis.
Contoh : kemiskinan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat.
Kemiskinan merupakan masalah global yang dapat terjadi karena adanya keadaan dimana kurangnya lapangan pekerjaan, minimnya alat pemenuhan kebutuhan dasar, maupun sulitnya akses terhadap pendidikan. Kemiskinan juga dapat dijadikan sebagai penunjang atau alat ukur faktor ekonomi penyebab masalah sosial yang terjadi di masyarakat.


2. Faktor Biologis

Faktor biologis disebabkan oleh ketidaksesuaian kondisi lingkungan yang menimbulkan ketidakstabilan kondisi biologis dalam masyarakat. Kurangnya fasilitas kesehatan yang layak dan susahnya akses pendidikan maupun ekonomi juga menjadi faktor pendukung terjadinya masalah sosial dalam masyarakat karena faktor biologis. Masalah sosial yang muncul seperti gizi buruk, virus penyakit baru, maupun penyakit menular. Penyakit menular dapat menjadi sebuah masalah sosial ketika penyakit tersebut sudah menular disuatu masyarakat atau wilayah, seperti wabah ebola, HIV, H2N1, malaria, dan lain sebagainya.

Sifat dasar manusia yang tidak dapat hidup sendiri dan selalu berusaha untuk mempertahankan diri juga merupakan faktor biologis yang menyebabkan munculnya masalah sosial. Masalah sosial yang disebabkan oleh faktor biologis dapat di cegah dengan peningkatan fasilitas-fasilitas kesehatan, penyuluhan kesehatan tentang pola hidup sehat dan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Penyediaan lapangan kerja dan fasilitas pendidikan juga dapat menjadi solusi tambahan.
Contoh :
·         Penyakit Menular
Penyakit menular dapat didefinisikan sebagai sebuah penyakit yang dapat ditularkan (berpindah dari orang satu ke orang yang lain, baik secara langsung maupun perantara). Penyakit menular ini ditandai dengan adanya agent atau penyebab penyakit yang hidup dan dapat berpindah serta menyerang host atau inang (penderita).
Dalam medis, penyakit menular atau penyakit infeksi adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh sebuah agen biologi (seperti virus, bakteria atau parasit), bukan disebabkan faktor fisik (seperti luka bakar) atau kimia (seperti keracunan).
·         Keracunan makanan
Keracunan makanan adalah penyakit yang dihasilkan akibat dari penggunaan makanan yang tercemar, patogen bakteri, virus, atau parasit yang mencemari makanan, dan juga kimia atau racun alami seperti sebagai jamur.
Onset gejala dan tingkat keparahan tergantung pada waktu yang infeksi yang diperlukan untuk kalikan dan memegang. Kali ini disebut periode inkubasi-nya. Ada lebih dari 250 penyakit yang bertalian dengan makanan.
CDC memperkirakan bahwa 68% dari kasus-kasus keracunan makanan yang disebabkan karena organisme tidak terdeteksi atau tidak diketahui. Hal ini karena kebanyakan kasus menyelesaikan sendiri dan tidak memerlukan rawat inap. Penyebab adalah terutama dua-organisme menular dan racun. Keracunan makanan dapat diklasifikasikan menurut keparahan dan awal.


3. Faktor Budaya

Selain hal positif yang dapat ditimbulkan dalam perkembangan kebudayaan dalam masyarakat, tetapi ternyata perkembangan kebudayaan ini juga dapat menjadi salah satu faktor penyebab masalah sosial muncul. Faktor ini juga disebabkan karena adanya ketidaksesuaian pelaksanaan nilai, norma, dan kepentingan sosial yang di akibatkan oleh adanya perubahan sosial dan pola pengertian masyarakat multikultural. Masalah sosial muncul karena adanya perbedaan yang medalam antara nilai atau unsur dalam masyarakat dengan realita yang ada. Ketidak sesuaian ini yang dapat membahayakan kehidupan dalam bermasyarakat, karena dapat menimbulkan gangguan dalam hubungan sosial, dan sering muncul dalam remaja sebagai berikut:
Masalah sosial yang sering muncul dalam masyarakat adalah kenakalan remaja. Hal ini biasa di dasarkan pada gagal nya para remaja dalam proses perkembangan psikis, fisik, dan emosi.
Hal ini juga dapat terjadi karena adanya trauma dari masa lalu, seperti tindakan kurang menyenangkan yang didapat dari lingkungannya.
Kondisi ekonomi juga dapat menimbulkan trauma yang menimbulkan perasaan rendah diri. Perkembangan budaya asing dalam masyarakat juga menjadi salah satu faktor kenakalan remaja melalui tindakan meniru budaya asing yang negatif.
Oleh sebab itu sikap saling menghormati terhadap perbedaan budaya dan menjadi anggota masyarakat yang berfikir secara terbuka sangat penting dalam pencegahan munculnya masalah sosial dalam masyarakat yang ditimbulkan oleh faktor budaya. Selain itu, dibutuhkan juga penyuluhan sosial yang mencukupi, karena peran nilai dan norma dalam proses sosialisasi adalah penting adanya untuk mencegah terjadinya masalah sosial. Faktor ini juga harus mendapatkan perhatian khusus karena kebudayaan suatu negara dapat mencerminkan kebiasaan atau perilaku masyarakatnya.
Contoh : kenakalan remaja, konflik antarsuku, diskriminasi gender, dan bahkan pengakuan hak milik kebudayaan lintas negara.



4. Faktor Psikologis

Faktor keempat penyebab masalah sosial terjadi di masyarakat adalah faktor psikologis. Faktor psikologis berhubungan dengan pola pikir masyarakat atau anggota masyarakat yang berhubungan dengan tatanan kehidupan sosial. Misalnya, adanya gerakan separatis, adanya pemahaman aliran sesat atau penyimpangan terhadap suatu agama yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan dalam lingkungan masyarakat.
Walaupun banyak aliran yang sudah dibubarkan, tetapi masih banyak aliran-aliran baru yang muncul dalam masyarakat yang dapat tergolong sebagai masalah sosial saat ini. Hal ini sulit untuk di selesaikan karena menyangkut dengan keyakinan sehingga lebih dibutuhkan pendekatan-pendekatan yang bijak, dengan beberapa timbulnya masalah sebagai berikut:
·         Masalah sosial yang disebabkan oleh faktor psikologis dapat mudah terjadi apabila psikologis suatu masyarakat sangatlah lemah.
·         Faktor ini juga muncul ketika beban hidup dirasa sangat berat bagi anggota masyarakat, seperti menumpuk nya pekerjaan yang menimbulkan stress sehingga dapat memicu luapan emosi yang berakibat munculnya konflik antar anggota masyarakat.
·         Masalah sosial ini biasa terjadi di lingkungan perkotaan.

Contoh : gerakan separatis, pemahaman aliran sesat atau penyimpangan terhadap suatu agama yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan dalam lingkungan masyarakat.


Sumber :
https://materiips.com/faktor-penyebab-masalah-sosial


Sistem Cerdas tugas 2


PengelolaTeknologi Sistem Cerdas


Jelaskan dan berikan contoh tentang Virtual Reality dan Augmented Reality software apa yang di gunakan dan begaimana ?

Nama : Yudha Afuwwu Mulyono
Kelas/npm : 5KA44 / 1B117176



Pengertian Virtual Reality

Virtual Reality (VR) atau Realitas Maya adalah teknologi yang memungkinkan userdapat berinteraksi dengan suatu lingkungan berdimensi 3 yang disimulasikan oleh komputer terhadap suatu objek nyata atau imajinasi, sehingga membuat user seolah-olah terlibat secara fisik pada lingkungan tersebut.

Aplikasi dan Contoh Virtual Reality

Teknologi ini biasanya digunakan pada bidang medis, arsitektur, dan penerbangan yang mempunyai risiko yang sangat besar dan membutuhkan prototype yang meniru kondisi nyata sebelum diimplementasikan. Contohnya, seorang calon pilot dapat menggunakan VR untuk simulasi penerbangan menggunakan komputer khusus untuk melakukan ujian.

Peranti Virtual Reality

Virtual Reality biasanya membutuhkan peralatan-peralatan khusus, seperti layar komputer (screen) untuk menampilkan lingkungan, pengeras suara (speaker) untuk menerima informasi pendengaran, pelacak (tracker) untuk memonitor gerakan kepala user, sarung tangan (glove) untuk menangkap gerakan tangan dan mengirimkan informasi gerakan ke sistem, alat bantu jalan (walker) untuk memantau gerakan kaki, dll.

Cara Kerja Virtual Reality

Pada prinsipnya, user melihat suatu dunia semu yang sebenarnya merupakan gambar-gambar dinamis hasil dari simulasi komputer. Melalui peranti-peranti khusus VR, userdapat berinteraksi dengan dunia semu dan mendapatkan umpan balik yang seolah-olah nyata, baik secara fisik maupun psikologis.


Pengertian Augmented Reality

Augmented Reality (AR) atau Realitas Tertambah adalah teknologi yang menggabungkan benda-benda maya (baik berdimensi 2 dan/atau berdimensi 3) dan benda-benda nyata ke dalam sebuah lingkungan nyata berdimensi 3, lalu memproyeksikan benda-benda maya tersebut dalam waktu nyata agar terintegrasi dan berjalan secara interaktif dalam dunia nyata.

Aplikasi dan Contoh Augmented Reality

Teknologi ini biasanya digunakan pada bidang militer, medis, komunikasi, dan manufaktur yang mempunyai risiko besar dan membutuhkan tambahan benda-benda semu yang meniru benda-benda nyata sebelum diimplementasikan. Contohnya, pada pemeriksaan sebelum operasi seperti CT Scan atau MRI yang memberikan gambaran kepada ahli bedah mengenai anatomi internal pasien. Dari gambar-gambar tersebut, kemudian pembedahan direncanakan. AR dapat diaplikasikan sehingga tim bedah dapat melihat data CT Scan atau MRI pada pasien saat pembedahan berlangsung.

Peranti Augmented Reality

Pada umumnya Augmented Reality membutuhkan alat masukkan (input device) seperti kamera atau webcam, alat keluaran (output device) seperti monitor atau Head Mounted Display (HMD), alat pelacak (tracker) agar benda maya tambahan berupa penanda (marker) yang dihasilkan berjalan secara real-time atau mungkin interaktif walaupun benda nyata yang menjadi induknya digeser-geser, dan komputer untuk menjalankan program AR.

Cara Kerja Augmented Reality

Augmented Reality bekerja berdasarkan deteksi citra, dan citra yang digunakan adalah marker. Prinsip kerjanya adalah kamera yang telah dikalibrasi akan mendeteksi markeryang diberikan, kemudian setelah mengenali dan menandai pola marker, webcam akan melakukan perhitungan apakah marker sesuai dengan database yang dimiliki. Bila tidak, maka informasi marker tidak akan diolah, tetapi bila sesuai maka informasi marker akan digunakan untuk me-render dan menampilkan objek 3D atau animasi yang telah dibuat sebelumnya.Pengertian Virtual Reality

Virtual Reality (VR) atau Realitas Maya adalah teknologi yang memungkinkan userdapat berinteraksi dengan suatu lingkungan berdimensi 3 yang disimulasikan oleh komputer terhadap suatu objek nyata atau imajinasi, sehingga membuat user seolah-olah terlibat secara fisik pada lingkungan tersebut.

Aplikasi dan Contoh Virtual Reality

Teknologi ini biasanya digunakan pada bidang medis, arsitektur, dan penerbangan yang mempunyai risiko yang sangat besar dan membutuhkan prototype yang meniru kondisi nyata sebelum diimplementasikan. Contohnya, seorang calon pilot dapat menggunakan VR untuk simulasi penerbangan menggunakan komputer khusus untuk melakukan ujian.

Peranti Virtual Reality



Virtual Reality biasanya membutuhkan peralatan-peralatan khusus, seperti layar komputer (screen) untuk menampilkan lingkungan, pengeras suara (speaker) untuk menerima informasi pendengaran, pelacak (tracker) untuk memonitor gerakan kepala user, sarung tangan (glove) untuk menangkap gerakan tangan dan mengirimkan informasi gerakan ke sistem, alat bantu jalan (walker) untuk memantau gerakan kaki, dll.

Cara Kerja Virtual Reality

Pada prinsipnya, user melihat suatu dunia semu yang sebenarnya merupakan gambar-gambar dinamis hasil dari simulasi komputer. Melalui peranti-peranti khusus VR, userdapat berinteraksi dengan dunia semu dan mendapatkan umpan balik yang seolah-olah nyata, baik secara fisik maupun psikologis.


Pengertian Augmented Reality

Augmented Reality (AR) atau Realitas Tertambah adalah teknologi yang menggabungkan benda-benda maya (baik berdimensi 2 dan/atau berdimensi 3) dan benda-benda nyata ke dalam sebuah lingkungan nyata berdimensi 3, lalu memproyeksikan benda-benda maya tersebut dalam waktu nyata agar terintegrasi dan berjalan secara interaktif dalam dunia nyata.

Aplikasi dan Contoh Augmented Reality

Teknologi ini biasanya digunakan pada bidang militer, medis, komunikasi, dan manufaktur yang mempunyai risiko besar dan membutuhkan tambahan benda-benda semu yang meniru benda-benda nyata sebelum diimplementasikan. Contohnya, pada pemeriksaan sebelum operasi seperti CT Scan atau MRI yang memberikan gambaran kepada ahli bedah mengenai anatomi internal pasien. Dari gambar-gambar tersebut, kemudian pembedahan direncanakan. AR dapat diaplikasikan sehingga tim bedah dapat melihat data CT Scan atau MRI pada pasien saat pembedahan berlangsung.

Peranti Augmented Reality

Pada umumnya Augmented Reality membutuhkan alat masukkan (input device) seperti kamera atau webcam, alat keluaran (output device) seperti monitor atau Head Mounted Display (HMD), alat pelacak (tracker) agar benda maya tambahan berupa penanda (marker) yang dihasilkan berjalan secara real-time atau mungkin interaktif walaupun benda nyata yang menjadi induknya digeser-geser, dan komputer untuk menjalankan program AR.

Cara Kerja Augmented Reality

Augmented Reality bekerja berdasarkan deteksi citra, dan citra yang digunakan adalah marker. Prinsip kerjanya adalah kamera yang telah dikalibrasi akan mendeteksi markeryang diberikan, kemudian setelah mengenali dan menandai pola marker, webcam akan melakukan perhitungan apakah marker sesuai dengan database yang dimiliki. Bila tidak, maka informasi marker tidak akan diolah, tetapi bila sesuai maka informasi marker akan digunakan untuk me-render dan menampilkan objek 3D atau animasi yang telah dibuat sebelumnya.


Sistem Cerdas tugas 3


Inovasi Sistem Informasi (Tugas-3)

Nama : YUDHA AFUWWU MULYONO

Kelas/NPM : 5KA44/1B117176





1. Aplikasi serta contoh yang di gunakan untuk teknologi web 1.0, 2.0, dan 3.0 ?
WEB 1.0
WEB 2.O
WEB 3.0
dirancang untuk mengakses infromasi yang interaksinya hanya satu arah
dirancang untuk mengakses informasi dengan interaksi dua arah
Aplikasi – aplikasi online dalam website dapat saling berinteraksi
memiliki sifat Read
Bersifat Write and Read
Visual Berbasis 3D
Bersifat interaktif
Internet sebagai platform
adanya web service
mengharuskan pengguna internet untuk datang ke dalam website tersebut dan melihat satu persatu konten di dalamnya
pengguna internet dapat melihat konten suatu website tanpa harus berkunjung ke alamat situs yang bersangkutan
terjadi konvergensi yang sangat dekat antara dunia TI dengan dunia telekomunikasi
Pelaku utama Perusahaan yang memiliki web saja
Pelaku utama Perusahaan, dan Pengguna/Komunitas
membutuhkan kecepatan akses Internet yang memadahi dan spesifikasi komputer yang agak tinggi
Sumber konten Penerbit/pemilik situs Pengguna
Kemampuan dalam melakukan aktivitas drag and drop, auto complete, chat, voice dapat dilakukan layaknya aplikasi desktop misalnya: “flickr.com”, “del.icio.us”)
Dapat mengakses internet melalui gadgetlain selain komputer
2. Jelaskan dan berikan contoh tentang virtual reality dan augmented reality ?
Ø  Virtual reality terdiri dari dua kata yaitu virtual dan reality yang berarti maya dan realitas. Virtual reality adalah teknologi yang dapat berinteraksi dengan suatu lingkungan yang disimulasikan oleh komputer. Dalam teknisnya, virtual reality digunakan untuk menggambarkan lingkungan tiga dimensi yang dihasilkan oleh komputer dan dapat berinteraksi dengan seseorang. Contoh teknologi virtual reality yang cukup sederhana adalah Google Cardboard karena dibuat menggunakan kertas. Google Cardboard ini belum begitu mempunyai banyak fungsi, tetapi dengan menggunakan Google Cardboard kita akan merasakan pengalaman virtual reality dengan cara menggabungkan smartphone yang memiliki sensor gyroscope dengan Google Cardboard.

Ø Augmented reality yang menyita perhatian adalah perangkat besutan Microsoft yang diberi nama Microsoft HoloLens. Perangkat ini berfokus pada penggabungan hologram tiga dimensi yang bersifat augmented reality dengan dunia nyata. Selain itu, Google Glass yang berbentuk kacamata yang dibuat oleh Google merupakan kacamata yang menggunakan teknologi augmented reality yang memiliki banyak fungsi. Teknologi augmented reality ini biasanya digunakan pada bidang militer, medis, komunikasi, dan manufaktur. Contoh yang sering digunakan oleh pengguna adalah Google Translate. Dengan ini, memungkinkan pengguna menerjemahkan kata berbahasa asing yang dilihat menggunakan kamera smartphone seperti papan pengumuman atau rambu-rambu.

3. Gambarkan dan beri penjelasan tentang siklus pengembangan inovasi sistem informasi modern ?


Gambar 1. Siklus hidup sistem (System development life cycle)




Dalam pembangunan sistem informasi diperlukan upaya pemetaan dan tahapan-tahapan tertentu agar sistem informasi yang dibangun dapat diimplementasikan sesuai kebutuhan organisasi/perusahaan. Suatu sistem informasi digunakan untuk mengatur hubungan anatar manusia dan komponene mesin serta prosedur-prosedur yang harus dilakukan serta berkaitan satu dengan yang lainya untuk mendukung kebutuhan informasi atau mekanisme bisnis pada sebuah organisasi.

Agar sistem informasi yang dibangun sesuai dengan kebutuhan organisasi maka diperlukan upaya proses pengembangan sistem (system develoment life cycle [SDLC] ) yang harus dilakukan oleh organisasi. SDLC merupakan proses formal yang harus dilakukan organisasi yang akan membangun sebuah sistem infrmasi yang berbasi komputer. Termasuk dalam hal ini adalah, size of organisation, jobs description, relevant experiece, education system yang terintegrasikan dalam proses informasi, sumber daya, peralatan dan teknis operasional.


Secara umum, pengembangan sistem informasi melalui tahap-tahap sebagai berikut

1. Survei Sistem (preliminary)

Survei sistem merupakan hal yang harus dilakuka bagi organisasi yang ingin membuat sistem informasi. Pada tahap ini, organisasi dan konsultan mendefinisikan tentang sistem yang akan dibuat. Upaya yang dilakukan dalam tahap ini adalah mengidentifikasi permasalahan, peluang, arahan melalui investigasi awal dalam melihat kebutuhan organisasi. Mendefinisikan lingkup kerja dimasing-masing bidang/divisi yang terdapat di organisasi. Penyususnan proposal meliputi gambaran umum pelaksanaan proyek, jadwal pelaksanaan, rincian biaya, aplikasi yang dikembangkan, analisis keuntungan, metodologi. Dalam penyusunan proposal ini dipertimbangkan kelayakan operasional (sistem, sumber daya, metode traiing, layanan purna jual/pemeliharaan, efesiensi dan efektifitas), kelayakan teknis (hardware, software, jadawal pelaksanaan proyek, fisiable, sistem keamanan data) dan kelayakan ekonomis (biaya pembuatan, implementasi dan keuntungan/benefit). Preliminary ini merupakan tahap awal saja, belum melakukan identifikasi secara mendalam.

2. Analisis Sistem

Analsis sistem merupakan sebuah teknik pemecahan masalah yang mendekomposisi sebuah sistem menjadi komponen-komponen penyusunannya dalam rangka mempelajari lebih jauh bagaimana komponen sistem tersebut bekerja dan berinteraksi dengan komponen lainya untuk tujuan tertentu. Tahap analisis sitem sudah lebih mendalam dalam mengidentifikasi komponen dan interaksi yang terjadi. Dalam analisis sistem juga dibangun desain sistem yang akan dikembangkan sesuai kebutuhan organisasi. Desain sistem yang merupakan kelanjutan dari teknik pemecahan masalah yang merangkai kembali komponen-komponen sistem menjadi satu kesatuan sistem yang utuh dengan harapan akan membentuk perbaikan sistem. Hal ini dipahami sebagai proses memahami sistem yang ada dengan menganalisis komponen terbentuknya. Dalam tahap ini, pembentukan sistem informasi dapat melakukan identifikasi terhadap aspek analisis sistem meliputi analisis jabatan dan uraian tugas (business users), proses bisnis (business process), aturan/ketentuan sistem (business rules), masalah dan solusi (business problem and solution), business tools, dan rencana perusahaan (business plans). Dalam proses ini, biasanya melakukan analisis pendekatan sistem yang include dengan metodologi pengembangan sistem seperti menggunakan pendekatan Structured Analysis Design, Information Engineering, Object-Oriented Analysis, Accelerated Analysis, Requirements Discovery, Business Process Reengineering, FAST, dll.


Berikut penjelasan aspek yang dianalisis dalam analisis sistem :
·                             Analisis Jabatan (Business users)
Analisis ini meliputi analisis jabatan dan pekerjaan yang dilakukan personel yang menjalankan suatu bisnis, yang dapat dimulai dari staff, kasi, kabag/manajer sampai direktur. Rahap ini mengidentifikasi jabatan-jabatan dan pekerjaan dengan sistem yang akan dikembangkan. Struktur organisasi, uraian tugas masing-masing jabatan, internal kontrol, prosedur dan pembagian tugas.
·                             Proses bisnis (business process)
Business process menggambarkan rangkaian tugas yang harus diselesaikan menurut aturan tertentu untuk memperoleh suatu tujuan (goal) atau hasil. Analisis ini meliputi proses pencatatan, bukti transaksi, dokumen pencatatan, laporan dan metode pengkodean.
·                             Ketentuan/aturan yang ada (business rules)
Hal ini meliputi batasan/ketentuan yang dapat menjaga integritas/keabsahan datya perusahaan utnuk menjamin sistem dapat berjalan sesuai yang diharapkan. Seperti pihak mana saja yang bisa mengakses data-data tertentu. Analisis ini berfungsi sebagai desain dalam autentifikasi akses terhadap fasilitas dalam aplikasi yang dikembangkan.

3. Desain Sistem

Apabila analisis sistem lebih berbicara ‘what?’, sedangkan desain sistem lebih banyak berbicara tentang ‘how?’. Desain sistem lebih fokus pada bagaimana sistem itu dibentuk untuk memenuhi kebutuhan pada fase analisis sistem. Manfaat desain sistem memberikan rancang bangun (blueprint) yang lengkap sebagai penuntun (guideline) bagi programer dalam mengembangkan aplikasi. Setidaknya dalam sistem informasi terkomputerisasi terdiri atas harware (input, proses, output & network), software (sistem operasi, utilitas dan aplikasi), data (struktur data, keamanan, integritas data), prosedur (dokumentasi, sistem, buku petunjuk, operasional dan teknis) serta manusia (pengguna sistem informasi). Dalam desain sistem, beberapa kegiatan yang dilakukan adalah: permodelan sistem, desain basis data, desain aplikasi, desain perangkat keras/jaringan dan desain jabatan (user).

4. Pembuatan Sistem

Setelah proses perancangan yang cukup pancang, tahap berikutnya adalah membuat sistem informasi. Pembuatan sistem ini meliputi kegiatan pembuatan aplikasi berdasarkan rancangan yang telah dibuat, disertai dengan pembuatan buku penggunaan aplikasi agar mudah saat melakukan training dan implementasi sistem. Pada tahap ini diperlukan proses ujicoba aplikasi meliputi : uji performa, program logic (sintaks), implementasi business rules, faktor manusia, business process/procedure, efesiensi input dan output.

5. Implementasi Sistem

Sebelum melakukan implementasi sistem, diperlukan persiapan yang memadai dalam hal perangkat keras, perangkat lunak, ruangan dan fasilitas pendukung lainya. Dalam implementasi sistem hal yang penting untuk diperhatikan adalah :
·                             Konversi
Sistem baru akan memberikan hal-hal baru yang butuh penyesuaian. Konversi ini diperlukan terutama dalam implementasi sistem lama ke sistem baru, apalagi sebelumnya telah menggunakan aplikasi yang sudah terkomputerisasi.
·                             Pelatihan

Diperlukan pengenalan secara menyeluruh untuk setiap pihak yang terlibat dalam menggunakan sistem informasi. Diperlukan sosialisasi kepada pihak-pihak yang terlibat langsung dalam sistem namun tidak menggunakan aplikasi sistem secara langsung.
·                             Testing penerimaan
Penyesuaian sistem baru dengan melakukan testing selama periode tertentu sebagai proses belajar.

6. Pemeliharaan Sistem

Setelah terbentuk sistem dan diimplementasikan, diperlukan proses pemeliharaan. Pada tahap pemeliharaan ini mencangkup seluruh proses yang diperlukan untuk menjamin kelangsungan, kelancaran dan penyempurnaan sistem yang telah dioperasikan. Tahap ini meliputi kegiatan pemantauan dan kontrol pengoperasian, antisipasi gangguan kecil (bug), melakukan penyempurnaan yang mungkin terlewatkan, dan antisipasi faktor-faktor eksternal (virus, kehilangan/kerusakan data, cheating, dll).