بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Nama : Yudha Afuwwu Mulyono
NPM : 39113527
KELAS : 1db04
#Soft Skill
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Kitab TA’LIM MUTA’ALLIM THORIQAT TA’ALLUM Syeikh Ibrahim bin Isma’il al-Zarnuji
Saya membaca kitab TA’LIM MUTA’ALLIM THORIQAT TA’ALLUM Syeikh Ibrahim bin Isma’il al-Zarnuji
dan manfaat yang saya dapat, saya tuliskan di blog saya, manfaatnya saya bagi menjadi 7 bagian berdasarkan bab²nya, dan berikut adalah ringkasan dari apa yg saya dapat dari kitab TA’LIM MUTA’ALLIM THORIQAT TA’ALLUM Syeikh Ibrahim bin Isma’il al-Zarnuji :
A.Hakikat Ilmu, Hukum Menuntut Ilmu dan Keutamaan Ilmu:
Tidak memperoleh manfaat dari ilmu artinya ilmu yang didapat tidak dapat diamalkan dan disebarkan.
Salah satu penyebabnya adalah keliru ketika menuntut ilmu.
Ilmu yang paling utama adalah ilmu hal. Artinya ilmu yang diperlukan saat itu.
Dan yang paling penting tentu adalah ilmu agama karena setiap orang islam mestilah tahu dengan kewajibannya sebagai seorang muslim. Semisal salat, zakat, haji dan lain-lain.
Dikarenakan untuk bisa mengerjakan yang diwajibkan ilmu, maka menuntut ilmu itupun hukumnya menjadi wajib pula.
Setiap orang muslim juga mesti menuntut ilmu hati seperti tawakal, tobat, takut kepada Alloh, dan ridho karena semua itu terjadi pada segala keadaan.
Ilmu hanyalah dimiliki manusia. Makhluk selain manusia tidak memilikinya.
Dengan ilmulah Nabi Adam as mendapat kemuliaan sehingga para malaikat disuruh untuk bersujud kepadanya.
Jadi intinya ilmu itu sangatlah penting karena ia menjadi wasilah untuk bertakwa.
Mendapatkan petunjuk dari Alloh, ya dengan menuntut ilmu agama. Karena kalau tidak dituntut ya tidak bakal dapat.
Orang yang ahli ilmu agama dan bersifat wara lebih berat bagi setan menggoda ketimbang seribu ahli ibadah yang bodoh.
Orang muslim juga mesti menuntut ilmu tentang akhlak yang tercela guna menghindarinya.
Setiap muslim wajib mengisi seluruh waktunya dengan berzikir kepada Alloh, berdoa, memohon seraya merendahkan diri kepadaNya, membaca alquran dan bersedekah guna terhindar dari marabahaya.
Tidaklah ilmu itu kecuali untuk diamalkan.
Mengamalkan ilmu berarti meninggalkan dunia untuk kebahagiaan akhirat.
Setiap muslim haruslah mempelajari ilmu yang bermanfaat dan menjauhi ilmu yang tidak berguna agar ilmunya tidak membahayakan dirinya.
Salah satu penyebabnya adalah keliru ketika menuntut ilmu.
Ilmu yang paling utama adalah ilmu hal. Artinya ilmu yang diperlukan saat itu.
Dan yang paling penting tentu adalah ilmu agama karena setiap orang islam mestilah tahu dengan kewajibannya sebagai seorang muslim. Semisal salat, zakat, haji dan lain-lain.
Dikarenakan untuk bisa mengerjakan yang diwajibkan ilmu, maka menuntut ilmu itupun hukumnya menjadi wajib pula.
Setiap orang muslim juga mesti menuntut ilmu hati seperti tawakal, tobat, takut kepada Alloh, dan ridho karena semua itu terjadi pada segala keadaan.
Ilmu hanyalah dimiliki manusia. Makhluk selain manusia tidak memilikinya.
Dengan ilmulah Nabi Adam as mendapat kemuliaan sehingga para malaikat disuruh untuk bersujud kepadanya.
Jadi intinya ilmu itu sangatlah penting karena ia menjadi wasilah untuk bertakwa.
Mendapatkan petunjuk dari Alloh, ya dengan menuntut ilmu agama. Karena kalau tidak dituntut ya tidak bakal dapat.
Orang yang ahli ilmu agama dan bersifat wara lebih berat bagi setan menggoda ketimbang seribu ahli ibadah yang bodoh.
Orang muslim juga mesti menuntut ilmu tentang akhlak yang tercela guna menghindarinya.
Setiap muslim wajib mengisi seluruh waktunya dengan berzikir kepada Alloh, berdoa, memohon seraya merendahkan diri kepadaNya, membaca alquran dan bersedekah guna terhindar dari marabahaya.
Tidaklah ilmu itu kecuali untuk diamalkan.
Mengamalkan ilmu berarti meninggalkan dunia untuk kebahagiaan akhirat.
Setiap muslim haruslah mempelajari ilmu yang bermanfaat dan menjauhi ilmu yang tidak berguna agar ilmunya tidak membahayakan dirinya.
B. Niat Dalam Menuntut Ilmu:
Niat
menuntut ilmu haruslah: ikhlas mengharap ridho Alloh, mencari
kebahagiaan di akhirat, menghidupkan agama, menghilangkan kebodohan, dan
melestarikan Islam.
Orang yang tekun beribadah namun bodoh lebih besar bahayanya daripada orang alim tapi durhaka, keduanya adalah penyebab fitnah di kalangan umat dan tidak layak dijadikan panutan.
Jangan sampai dalam niat menuntut ilmu terbersit niat supaya dihormati masyarakat, untuk mendapatkan harta benda dunia, atau agar mendapat penghormatan di hadapan pejabat atau lainnya.
Barang siapa yang menikmat lezatnya ilmu dan nikmatnya mengamalkannya. Maka ia tidak akan tertarik dengan harta milik orang lain.
Boleh menuntut ilmu dengan tujuan untuk mendapatkan kedudukan di masyarakat yang dengannya digunakan dalam rangka amar makruf nahi munkar, menjalankan kebenaran dan menegakkan agama Alloh.
Para ulama haruslah menghindari hal hal yang dapat merendahkan derajatnya. Ia harus tawadu tidak tamak terhadap harta dunia.
Orang alim harus tetap berwibawa sekalipun tawadhu agar ilmu dan orang agama tidak dilecehkan.
Orang yang tekun beribadah namun bodoh lebih besar bahayanya daripada orang alim tapi durhaka, keduanya adalah penyebab fitnah di kalangan umat dan tidak layak dijadikan panutan.
Jangan sampai dalam niat menuntut ilmu terbersit niat supaya dihormati masyarakat, untuk mendapatkan harta benda dunia, atau agar mendapat penghormatan di hadapan pejabat atau lainnya.
Barang siapa yang menikmat lezatnya ilmu dan nikmatnya mengamalkannya. Maka ia tidak akan tertarik dengan harta milik orang lain.
Boleh menuntut ilmu dengan tujuan untuk mendapatkan kedudukan di masyarakat yang dengannya digunakan dalam rangka amar makruf nahi munkar, menjalankan kebenaran dan menegakkan agama Alloh.
Para ulama haruslah menghindari hal hal yang dapat merendahkan derajatnya. Ia harus tawadu tidak tamak terhadap harta dunia.
Orang alim harus tetap berwibawa sekalipun tawadhu agar ilmu dan orang agama tidak dilecehkan.
C. Cara Menghormati Ilmu dan Guru:
Tidak akan memperoleh ilmu dan tidak akan dapat mengambil manfaatnya bila tidak mau menghormati ilmu dan gurunya.
Cara menghormati guru antara lain: tidak berjalan di depan gurunya, tidak duduk di tempat yang diduduki gurunya, bila dihadapan gurunya tidak memulai pembicaraan kecuali ada izinnya.
Janganlah terlalu banyak bicara di hadapan guru, tidak menanyainya dalam keadaan yang lelah atau bosan, perhatikan waktunya, tidak mengganggunya di rumahnya.
Intinya santri haruslah mencari keridhoaan dari gurunya.
Jangan menyakiti hati guru karena itu menyebabkan ilmu tidak dapat berkah.
Cara menghormati guru adalah dengan menghormati kitab atau buku.
Jangan memegang buku kecuali dalam keadaan suci.
Ilmu itu adalah cahaya, sedangkan wudhu juga cahaya. Cahaya ilmu tidak akan bertambah kecuali dengan berwudhu.
Menghormati buku juga dengan cara: tidak meletakkan buku di dekat kakinya ketika bersila, meletakkan buku buku tafsir di atas buku-buku lain juga tidak meletakkan apa pun di atas buku.
Kecuali kalau ia tidak berniat meremehkan. Tapi alangkah lebih baiknya bila tidak melakukannya.
Perbaguslah tulisan di dalam buku. Jangan terlalu kecil sehingga sulit dibaca.
Sebaiknya tidak menggunakan tinta warna merah dalam menulis, karena itu kebiasaan filosof dan bukan kebiasaan ulama salaf.
Cara lain dalam menghormati ilmu adalah dengan menghormati teman belajar terutama orang yang mengajarnya.
Hendaknya tetap mendengarkan ilmu dan hikmah dengan hormat sekalipun ia telah berkali kali mendengarnya.
Sebaiknya santri tidak sembarangan memilih ilmu, tapi diserahkan kepada gurunya. Karena gurunya biasanya lebih tahu dengan yang terbaik bagi santrinya tersebut.
Janganlah terlalu dekat duduk dengan gurunya.
Santri harus meninggalkan akhlak yang tercela. Karena akhlak yang tercela diumpamakan binatang anjing yang samar.
Ilmu adalah musuh bagi orang orang yang congkak.
Kemuliaan itu datang bukan karena usaha, tapi dari pemberian karunia Alloh.
Tidak akan memperoleh ilmu dan tidak akan dapat mengambil manfaatnya bila tidak mau menghormati ilmu dan gurunya.
Cara menghormati guru antara lain: tidak berjalan di depan gurunya, tidak duduk di tempat yang diduduki gurunya, bila dihadapan gurunya tidak memulai pembicaraan kecuali ada izinnya.
Janganlah terlalu banyak bicara di hadapan guru, tidak menanyainya dalam keadaan yang lelah atau bosan, perhatikan waktunya, tidak mengganggunya di rumahnya.
Intinya santri haruslah mencari keridhoaan dari gurunya.
Jangan menyakiti hati guru karena itu menyebabkan ilmu tidak dapat berkah.
Cara menghormati guru adalah dengan menghormati kitab atau buku.
Jangan memegang buku kecuali dalam keadaan suci.
Ilmu itu adalah cahaya, sedangkan wudhu juga cahaya. Cahaya ilmu tidak akan bertambah kecuali dengan berwudhu.
Menghormati buku juga dengan cara: tidak meletakkan buku di dekat kakinya ketika bersila, meletakkan buku buku tafsir di atas buku-buku lain juga tidak meletakkan apa pun di atas buku.
Kecuali kalau ia tidak berniat meremehkan. Tapi alangkah lebih baiknya bila tidak melakukannya.
Perbaguslah tulisan di dalam buku. Jangan terlalu kecil sehingga sulit dibaca.
Sebaiknya tidak menggunakan tinta warna merah dalam menulis, karena itu kebiasaan filosof dan bukan kebiasaan ulama salaf.
Cara lain dalam menghormati ilmu adalah dengan menghormati teman belajar terutama orang yang mengajarnya.
Hendaknya tetap mendengarkan ilmu dan hikmah dengan hormat sekalipun ia telah berkali kali mendengarnya.
Sebaiknya santri tidak sembarangan memilih ilmu, tapi diserahkan kepada gurunya. Karena gurunya biasanya lebih tahu dengan yang terbaik bagi santrinya tersebut.
Janganlah terlalu dekat duduk dengan gurunya.
Santri harus meninggalkan akhlak yang tercela. Karena akhlak yang tercela diumpamakan binatang anjing yang samar.
Ilmu adalah musuh bagi orang orang yang congkak.
Kemuliaan itu datang bukan karena usaha, tapi dari pemberian karunia Alloh.
D. Tawakkal:
Bertawakal lah kepada Alloh dalam masalah rezeki ketika menuntut ilmu. Tidak perlu mencemaskannya. Karena ada hadis nabi yang mengatakan orang yang memperdalam ilmu agama niscaya akan Alloh cukupkan dan Ia beri rezeki dari jalan yang tidak ia sangka-sangka.
Orang yang sibuk dengan perkara rezeki dalam hal makanan dan pakaian, biasanya tidak gubris lagi dengan akhlak mulia dan hal hal yang tinggi lainnya.
Manshur al hallaj berkata: sibukanlah nafsumu, karena bila tidak ialah yang akan membuatmu sibuk.
Orang yang berakal tidaklah boleh cemas dengan urusan dunia.
Tidak memikirkan rezeki bukan berati tidak bekerja loh.
Para penuntut ilmu sebaiknya menjauhi urusan duniawi sebisanya.
Santri harus sabar dan tabah selama menuntut ilmu. Karena memang fitrahnya bahwa pergi menuntut ilmu berarti harus berhadapan dengan kesengsaraan.
Orang yang tabah selama di dalam menuntut ilmu akan mendapatkan manis dan lezatnya ilmu.
E. Waktu-Waktu Baik Buat Belajar:
Bertawakal lah kepada Alloh dalam masalah rezeki ketika menuntut ilmu. Tidak perlu mencemaskannya. Karena ada hadis nabi yang mengatakan orang yang memperdalam ilmu agama niscaya akan Alloh cukupkan dan Ia beri rezeki dari jalan yang tidak ia sangka-sangka.
Orang yang sibuk dengan perkara rezeki dalam hal makanan dan pakaian, biasanya tidak gubris lagi dengan akhlak mulia dan hal hal yang tinggi lainnya.
Manshur al hallaj berkata: sibukanlah nafsumu, karena bila tidak ialah yang akan membuatmu sibuk.
Orang yang berakal tidaklah boleh cemas dengan urusan dunia.
Tidak memikirkan rezeki bukan berati tidak bekerja loh.
Para penuntut ilmu sebaiknya menjauhi urusan duniawi sebisanya.
Santri harus sabar dan tabah selama menuntut ilmu. Karena memang fitrahnya bahwa pergi menuntut ilmu berarti harus berhadapan dengan kesengsaraan.
Orang yang tabah selama di dalam menuntut ilmu akan mendapatkan manis dan lezatnya ilmu.
E. Waktu-Waktu Baik Buat Belajar:
Janganlah menyibukkan diri kecuali dalam menuntut ilmu.
Para ulama bahkan ada yang pernah tidak nyenyak selama empat puluh tahun.
Masa muda harus digunakan untuk menuntut ilmu sebaik-baiknya.
Waktu yang paling baik untuk belajar adalah menjelang waktu subuh dan antara maghrib dan isya.
Santri harus mempergunakan seluruh waktunya hanya untuk belajar.
Andai jika timbul rasa jemu pada sebuah pelajaran hendaknya beralih kepada pelajaran yang lain.
F. Saling Mengasihi dan Menasehati:
Orang berilmu harus saling menghormati dan menyayangi sesama dan tidak iri dengki.
Anak seorang alim menjadi alim pula berkat ia mengajar anak anak orang lain terlebih dahulu daripada anaknya sendiri.
Jangan suka berdebat karena hal itu menyiakan waktu.
Biarkanlah orang yang berlaku jahat padamu, cukuplah apa yang ia lakukan menjadi balasan kejahatannya.
Bila kau ingin musuhmu mati karena sedih hati atau bertambah gelisah, maka tambahlah ilmumu sehingga ia akan semakin bertambah menderita batin.
Kamu harus sibuk melakukan kebaikan dan hindarilah permusuhan. Karena bila kebaikan semakin tampak pada dirimu, keganasan musuh pun akan lenyap.
Karena permusuhan hanya akan membuatmu terpojok dan membuang waktumu.
Hindarilah permusuhan terlebih kepada orang yang bodoh.
Jangan suka berprasangka buruk dengan orang lain karena itu sumber permusuhan.
Jika perbuatan seseorang buruk berarti dugaannya pun buruk.
Tambahlah kebaikan kepada orang lain sekalipun ia berbuat buruk kepadamu. Karena kelak kamu akan terlindung dari tipu dayanya dan dia akan tertimpa apa yang telah ia lakukan.
Jika kamu ditipu orang jangan balas dengan menipunya.
Biasanya bagi orang pandai itu ada musuh dari orang orang bodoh yang sengaja mempersulitnya. Orang orang bodoh tadi memang ingin menzaliminya saja tapi sebaiknya ia tidak menghiraukannya dan membalasnya.
G. Mencari Tambahan Ilmu Pengetahuan:
Para ulama bahkan ada yang pernah tidak nyenyak selama empat puluh tahun.
Masa muda harus digunakan untuk menuntut ilmu sebaik-baiknya.
Waktu yang paling baik untuk belajar adalah menjelang waktu subuh dan antara maghrib dan isya.
Santri harus mempergunakan seluruh waktunya hanya untuk belajar.
Andai jika timbul rasa jemu pada sebuah pelajaran hendaknya beralih kepada pelajaran yang lain.
F. Saling Mengasihi dan Menasehati:
Orang berilmu harus saling menghormati dan menyayangi sesama dan tidak iri dengki.
Anak seorang alim menjadi alim pula berkat ia mengajar anak anak orang lain terlebih dahulu daripada anaknya sendiri.
Jangan suka berdebat karena hal itu menyiakan waktu.
Biarkanlah orang yang berlaku jahat padamu, cukuplah apa yang ia lakukan menjadi balasan kejahatannya.
Bila kau ingin musuhmu mati karena sedih hati atau bertambah gelisah, maka tambahlah ilmumu sehingga ia akan semakin bertambah menderita batin.
Kamu harus sibuk melakukan kebaikan dan hindarilah permusuhan. Karena bila kebaikan semakin tampak pada dirimu, keganasan musuh pun akan lenyap.
Karena permusuhan hanya akan membuatmu terpojok dan membuang waktumu.
Hindarilah permusuhan terlebih kepada orang yang bodoh.
Jangan suka berprasangka buruk dengan orang lain karena itu sumber permusuhan.
Jika perbuatan seseorang buruk berarti dugaannya pun buruk.
Tambahlah kebaikan kepada orang lain sekalipun ia berbuat buruk kepadamu. Karena kelak kamu akan terlindung dari tipu dayanya dan dia akan tertimpa apa yang telah ia lakukan.
Jika kamu ditipu orang jangan balas dengan menipunya.
Biasanya bagi orang pandai itu ada musuh dari orang orang bodoh yang sengaja mempersulitnya. Orang orang bodoh tadi memang ingin menzaliminya saja tapi sebaiknya ia tidak menghiraukannya dan membalasnya.
G. Mencari Tambahan Ilmu Pengetahuan:
Santri harus menambah ilmu setiap harinya agar mendapat kemuliaan.
Jangan lupa untuk membawa buku dan alat tulis guna menulis ilmu yang bermanfaat yang ia temukan.
Menghapal sebaik-baik yang didengarkan. Mengatakan sebaik-baik yang dihapal.
Hapalah pelajaran sedikit demi sedikit setiap harinya. Karena sesuatu yang banyak dimulai dari yang sedikit.
Malam itu terlalu panjang jangan kamu habiskan untuk tidur. Siang hari itu terang benderang jangan kau redupkan dengan dosa dosamu.
Santri harus memanfaatkan benar waktu selama bersama ulama. Gunakan untuk menimba pengetahuan dari mereka. Karena kalau sampai ia telah berlalu maka kesempatan itu tidak akan datang lagi.
Kehinaan dan kerugian akibat dari tidak menghiraukan ilmu Alloh pada ulama. Maka berlindunglah kepada Alloh siang dan malam.
Para penuntut ilmu itu harus tahan menanggung penderitaan dan kehinaan ketika menuntut ilmu.
Menuntut ilmu itu tidak bisa dipisahkan dari guru dan teman teman belajar.
Kamu tidak akan memperoleh kemuliaan selama kamu tidak menghinakan dirimu sendiri dengan menuntut ilmu yang penuh penderitaan.
Jangan lupa untuk membawa buku dan alat tulis guna menulis ilmu yang bermanfaat yang ia temukan.
Menghapal sebaik-baik yang didengarkan. Mengatakan sebaik-baik yang dihapal.
Hapalah pelajaran sedikit demi sedikit setiap harinya. Karena sesuatu yang banyak dimulai dari yang sedikit.
Malam itu terlalu panjang jangan kamu habiskan untuk tidur. Siang hari itu terang benderang jangan kau redupkan dengan dosa dosamu.
Santri harus memanfaatkan benar waktu selama bersama ulama. Gunakan untuk menimba pengetahuan dari mereka. Karena kalau sampai ia telah berlalu maka kesempatan itu tidak akan datang lagi.
Kehinaan dan kerugian akibat dari tidak menghiraukan ilmu Alloh pada ulama. Maka berlindunglah kepada Alloh siang dan malam.
Para penuntut ilmu itu harus tahan menanggung penderitaan dan kehinaan ketika menuntut ilmu.
Menuntut ilmu itu tidak bisa dipisahkan dari guru dan teman teman belajar.
Kamu tidak akan memperoleh kemuliaan selama kamu tidak menghinakan dirimu sendiri dengan menuntut ilmu yang penuh penderitaan.
Begitulah ringkasan dari apa yang saya dapat dari kitab TA’LIM MUTA’ALLIM THORIQAT TA’ALLUM Syeikh Ibrahim bin Isma’il al-Zarnuji . Terimakasih sudah mau meluangkan waktunya untuk menyimak ringkasan dari apa yg saya dapat di kitab tersebut.
الحمد لله ربّ العالمين
وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar